Table of Contents
ToggleKalau kamu baru memulai hobi akuarium atau aquascape, pasti pernah dengar istilah bakteri starter. Tapi, tahu gak sih kalau penggunaan bakteri starter aquarium itu gak sekadar asal tuang ke akuarium?
Kalau mau ekosistem air kamu bener-bener sehat dan stabil, ada cara-cara tertentu yang mesti diperhatiin, dan semuanya ada dasar ilmiahnya.
Pada artikel ini, kita akan membahas cara menggunakan bakteri starter untuk aquarium, berikut penjelasanya.
Cara Menggunakan Bakteri Starter dengan Benar
1. Pastikan Air Bebas Klorin
Klorin dalam air keran bisa membunuh bakteri baik. Jika terdapat klorin pada kolam atau akuarium kamu, Solusi yang dapat dilakukan adalah menggunakan dechlorinator sebelum bakteri starter dimasukkan.
2. Matikan UV Sterilizer dan Lampu Sterilisasi
Kalau kamu pakai UV sterilizer atau lampu spektrum tinggi, matikan dulu 24–48 jam setelah pemberian bakteri starter. UV bisa membunuh bakteri starter sebelum mereka sempat nempel ke media filter.
3. Aplikasi Bakteri Starter
Langsung ke media filter: Tuangkan bakteri starter di area filter biologis (seperti bioball, ceramic ring, spons).
Atau ke arus air: Jika tidak bisa ke filter, tuang di dekat outlet air atau aerator.
Kenapa media filter? Karena di sinilah bakteri akan menetap dan berkembang biak.
4. Perhatikan Dosis
Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengkuti petunjuk dosis di kemasan produk. Menurut guideline dari Marine Biology Research, overdosis bakteri starter gak membahayakan langsung, tapi bisa menyebabkan air keruh karena booming bakteri atau bacterial bloom.
5. Jaga Sirkulasi dan Aerasi
Bakteri nitrifikasi membutuhkan oksigen yang tinggi untuk dapat berkembang dengan baik. Jadi kamu harus memastikan kalau aerator aktif dan arus air cukup.
6. Sabar dan Pantau Parameter Air
Biasanya butuh 7–14 hari untuk koloni bakteri berkembang dengan sempurna. Kamu dapat menggunakan alat tes amonia, nitrit, dan nitrat untuk memantau progres.
Tips Tambahan Supaya Maksimal
Jangan bersihkan filter pakai air keran setelah bakteri starter diberikan. Kalau mau bersihin, cukup bilas ringan dengan air akuarium.
Hindari menambahkan terlalu banyak ikan di awal setelah pakai bakteri starter.
Feed sedikit saja pada minggu-minggu pertama, supaya produksi limbah tidak berlebihan.
Selain mengikuti petunjuk cara menggunakan bakteri starter diatas, kamu juga perlu menghindari beberapa kesalahan, seperti:
- Tuang bakteri starter lalu langsung ganti air besar-besaran.
- Menggunakan obat-obatan antibakteri bersamaan dengan bakteri starter.
- Menambahkan terlalu banyak ikan atau memberi makan berlebih setelah aplikasi awal.
Semua kesalahan tersebut bisa memperlambat atau bahkan menghancurkan koloni bakteri yang sedang tumbuh.
Bakteri starter itu seperti pondasi rumah buat akuarium kamu. Kalau dari awal kamu bangun dengan benar, yakni bebas klorin, aerasi cukup, aplikasi ke filter, dan sabar pantau air, hasilnya akan membuat air jernih, ikan sehat, dan akuarium stabil.
Ingat, tujuan utama kita menggunakan bakteri starter adalah untuk mempercepat terbentuknya ekosistem yang seimbang, bukan sekadar mempercepat isi ikan di akuarium.
Jika kamu butuh bakteri starter untuk ikan kesanyangan, kamu bisa lihat produk kami disini