Probiotik Ikan Hias

Wajib Tahu! Cara Kerja Filter Akuarium

Filter akuarium bekerja lewat tiga pilar filtrasi: mekanis (menyaring kotoran), biologis (bakteri nitrifikasi mengolah amonia → nitrit → nitrat), dan kimia (media seperti karbon aktif menyerap zat terlarut). Rekomendasi umum debit/turnover adalah sekitar 4× volume tangki per jam, disesuaikan bioload dan tipe filter. Amonia tak terionisasi (NH₃) mulai merusak jaringan ikan di ≥0,05 mg/L, sehingga biofiltrasi yang stabil adalah kunci.

Baca juga : Perbedaan Ikan Channa dan Ikan Gabus

1) Dasar-Dasar: Kenapa Air Akuarium Butuh Filter?

  • Sumber polutan: pakan sisa, kotoran, daun tanaman mati → menghasilkan amonia (TAN) yang sangat toksik.

  • Siklus nitrogen: bakteri mengubah amonia → nitrit (juga toksik) → nitrat (lebih rendah toksisitasnya, tapi akan menumpuk).

Stat penting: paparan NH₃ ≥0,05 mg/L dapat merusak jaringan; di ~2 mg/L spesies sensitif umumnya mati. Risiko meningkat pada pH dan suhu tinggi karena fraksi NH₃ naik.

2) Tiga Sistem Filtrasi yang Bekerja Bersamaan

  1. Filtrasi Mekanis – Spons/wool menangkap partikel padat (feses, serpihan pakan).

  2. Filtrasi Biologis – Koloni bakteri nitrifikasi (AOA/AOB, NOB) menempel di media berpori, spons, kaca, hingga pipa.

  3. Filtrasi Kimia – Media seperti karbon aktif, resin, atau zeolit menyerap senyawa terlarut/warna/bau tertentu.

Catatan ilmiah: studi akuarium air tawar menunjukkan ≥81–86% nitrogen terkonversi menjadi nitrat oleh komunitas nitrifier saat sistem matang.

3) Cara Kerja Filter Akuarium (Alur Fluida → Media)

  1. Masuk: air kotor tersedot ke intake.

  2. Mekanis dulu: partikel besar ditahan supaya media biologis tidak cepat tersumbat.

  3. Biologis: aliran lambat dan permukaan media luas memberi waktu kontak untuk bakteri Nitrosomonas/AOA (oksidasi amonia) dan Nitrospira/NOB (oksidasi nitrit).

  4. Kimia (opsional/tertarget): penjernihan akhir, misal pasca-obat atau untuk mengurangi tanin.

  5. Kembali ke tank: air bersih + agitasi permukaan → pertukaran gas O₂/CO₂.

4) Debit & Turnover: Berapa “Kekuatan” yang Ideal?

  • Rekomendasi praktis umum: ±4× volume akuarium per jam sebagai titik awal (mis. tank 100 L → ±400 L/jam).

  • Untuk bioload berat/ikan “jorok” atau HOB, sebagian hobiis mengincar 6–10×/jam, sementara kanister yang efisien sering memadai di kisaran ~6×/jam (sesuaikan arus dengan kenyamanan ikan & hardscape).

Tips SEO & praktik: sertakan kata kunci “cara kerja filter akuarium” saat menjelaskan rasional di halaman produk/filter Anda, serta contoh perhitungan turnover.

5) Biologi di Balik Media: Kapan Filter “Matang”?

  • Kolonisasi bakteri butuh waktu; pola umum: puncak amonia sekitar hari ~14, puncak nitrit sekitar hari ~28, lalu nitrat mulai naik saat sistem mapan (bisa dipercepat dengan “pre-seeding”).

  • Penelitian terbaru pada biofilter menunjukkan aktivitas oksidasi amonia & nitrit tinggi saat karbon organik rendah; efisiensi dipengaruhi beban pakan dan kualitas air.

6) Jenis Filter & Kapan Menggunakannya

  • Sponge filter: murah, ramah udang/burayak; unggul di biologis+mekanis ringan.

  • HOB (hang-on-back): mudah dirawat; cocok untuk 4–8×/jam pada stok sedang.

  • Canister: volume media besar, aliran stabil; ideal untuk tangki menengah–besar.

  • Trickle/sump & fluidized bed: performa biologis sangat tinggi untuk setup padat.

  • UGF: memanfaatkan substrat sebagai biofilter; kurang cocok untuk aquascape rapat.

7) Praktik Terbaik Agar Filtrasi Maksimal

  • Jaga Oksigen: bakteri nitrifikasi aerob; pastikan agitasi permukaan/air stone.

  • Urutan media: mekanis → biologis → kimia. Cuci spons mekanis rutin (air tank), jangan mengganti media biologis sekaligus agar bakteri tidak hilang.

  • Pantau parameter: amonia (NH₃/NH₄⁺), nitrit (NO₂⁻), nitrat (NO₃⁻). Targetkan NH₃ ≈ 0, NO₂⁻ ≈ 0, NO₃⁻ rendah (kontrol via ganti air & tanaman).

  • Sesuaikan arus: ikan sirip panjang/udang tak suka arus terlalu deras; pecah aliran dengan spray bar atau lily pipe.

8) Troubleshooting Cepat

  • Air keruh/kotoran beterbangan → tambah lapisan mekanis (spons lebih halus), tingkatkan perawatan.

  • Amonia/nitrit terdeteksi → kurangi pakan/bioload, tingkatkan aerasi, tambahkan media biologis; lakukan ganti air darurat jika NH₃ mendekati 0,05 mg/L.

  • Bau/warna kekuningan → aktifkan karbon aktif sementara, lalu lepas setelah masalah selesai.

9) FAQ Singkat

Q: Apakah karbon aktif wajib?
A: Tidak. Gunakan targeted: pasca-obat, bau, atau tanin berlebih.

Q: Seberapa cepat “cycling” selesai?
A: Variatif; pola klasik menunjukkan maturasi beberapa minggu dengan puncak NH₃ ~hari 14 dan NO₂⁻ ~hari 28 jika tanpa bibit.

Q: Apa indikator biofilter efektif?
A: NH₃ & NO₂⁻ tidak terdeteksi secara konsisten, NO₃⁻ bertambah perlahan di antara jadwal ganti air.

10) Checklist Implementasi

  • Pilih filter & media: mekanis (spons), biologis (keramik/bioball), kimia (opsional).

  • Set turnover awal ±4×/jam, naikkan bila bioload berat.

  • Pastikan oksigenasi (permukaan berombak/air stone).

  • Rawat berkala: bilas spons mekanis; jangan cuci media biologis dengan air keran berklorin.

  • Monitor NH₃/NO₂⁻/NO₃⁻ tiap minggu; ambil tindakan bila NH₃ mendekati 0,05 mg/L.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top