Filter adalah “jantung” kesehatan akuarium: ia mengeliminasi kotoran mekanis, menyediakan permukaan untuk bakteri pengurai (biologis), dan membantu menjaga kejernihan air. Dengan sedikit bahan murah dan alat sederhana, Anda dapat membuat filter yang efektif untuk akuarium kecil sampai sedang. Panduan ini fokus pada solusi DIY filter akuarium sederhana—mulai dari filter spons PVC, internal sederhana, hingga filter botol sudut—lengkap dengan langkah, bahan, statistik singkat, dan referensi ilmiah/populer untuk membantu Anda membuat keputusan yang aman dan terukur.
Beberapa angka: pasar peralatan akuarium rumah tangga menunjukkan pertumbuhan signifikan, menandakan lebih banyak orang merawat akuarium — namun Anda tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan filtrasi yang baik.
Baca juga : Manfaat Memelihara Ikan Hias untuk Kesehatan Mental
1) Mengapa filter itu penting
Filter tidak hanya menyaring kotoran terlihat (partikel makanan, kotoran), tetapi terutama memberi “rumah” bagi bakteri nitrifikasi yang mengubah amonia beracun menjadi nitrit lalu nitrat. Proses ini (cycling) umumnya memakan waktu sekitar 2–6 minggu untuk terbentuk secara alami pada media filter—artinya setelah memasang filter baru, Anda harus memantau ammonia/nitrit sampai stabil. Mengetahui ini penting saat membuat dan memasang filter DIY supaya Anda menghindari “new tank syndrome”.
2) Bahan dasar & apa fungsinya
Berikut bahan yang sering dipakai untuk filter DIY ringan (mudah didapat dan ramah dompet):
-
Spons (foam) 30–50 PPI — untuk permukaan mekanik + biologis; pori sedang mencegah penyumbatan cepat. (foam 30 PPI direkomendasikan oleh pengujian hobi).
-
Filter floss / filter wool — langkah mekanik halus sebelum spons.
-
Cincin keramik / bio-rings / batu biologi (opsional) — media biologis dengan luas permukaan tinggi.
-
Karbon aktif / zeolit (opsional, penggunaan sementara) — untuk menghilangkan bau/warna, tapi bukan media biologis permanen; zeolit berguna untuk menyerap ammonia sementara tetapi harus dipakai hati-hati dan diganti saat jenuh.
-
Pompa udara / powerhead / pompa sirkulasi kecil — memberi aliran; pilihan tergantung desain filter.
-
Pipa PVC / botol plastik / wadah kecil — untuk kerangka fisik filter DIY.
Catatan: fokus pada permukaan (bio-media) dan aliran air melalui media tersebut — itu kunci kerja filter.
3) Desain DIY #1 — Sponge (spons) filter sederhana
Cocok untuk: akuarium kecil, pembiakan telur, larva, atau tank tanpa powerhead.
Bahan:
-
Spons aquarium (atau foam 30–50 PPI) ukuran sesuai volume.
-
PVC ½” atau ¾” (sekitar 10–20 cm), elbow, dan dasar penahan (atau paralon kecil).
-
Batang/pipe connector dan selang udara + pompa udara (airlift) atau batu angin.
Langkah (ringkas):
-
Potong spons sesuai tinggi tabung PVC; spons harus melilit/menutup aliran.
-
Pasang tubing/vertical lift: dari dasar PVC letakkan diffuser udara; aliran udara akan mengangkat air melalui tabung sehingga air disedot melalui spons (airlift).
-
Letakkan unit di sudut bawah akuarium, sambungkan ke pompa udara.
-
Uji aliran; spons menangkap partikel dan menyediakan permukaan untuk bakteri.
-
Setelah dipasang, tambahkan sedikit air dari akuarium yang sudah beroperasi (jika ada) untuk “meminjam” bakteri atau biarkan siklus berjalan 2–6 minggu sambil memantau parameter.
Kelebihan: murah, lembut untuk ikan kecil/larva, mudah dibersihkan. Kekurangan: tidak seefektif canister untuk volume besar, butuh perawatan spons berkala.
4) Desain DIY #2 — Internal filter sederhananya
Cocok untuk: akuarium 20–100 liter yang butuh aliran stabil.
Bahan:
-
Powerhead / small submersible pump.
-
Wadah kecil (kotak plastik tahan air) atau saringan basket kecil.
-
Lapisan: filter floss → spons → bio-rings/keramik.
Langkah:
-
Siapkan kotak kecil, lubangi sesuai ukuran powerhead untuk membuat jalur masuk/keluar.
-
Susun media: pertama filter floss (untuk mekanik), diikuti spons, lalu bio-rings (untuk biologis).
-
Letakkan powerhead sehingga menarik air lewat media dan mengembalikannya ke akuarium.
-
Posisi: tempel di dinding kaca bagian tengah-atas agar ada sirkulasi yang baik.
Tips perawatan: bilas spons di air akuarium saat ganti air (jangan pakai air kran langsung) agar bakteri tidak rusak.
5) Desain DIY #3 — Filter botol sudut
Cocok untuk: eksperimen cepat atau akuarium kos kecil.
Bahan:
-
1 botol plastik bekas (1–2 L).
-
Spons/foam, filter floss, kerikil kecil.
-
Pompa udara kecil atau powerhead mini.
Langkah singkat:
-
Potong botol sehingga bisa jadi tabung; pasang spons di bagian bawah sebagai prefilter.
-
Isi bagian tengah dengan media biologis (kerikil bersih/keramik kecil).
-
Letakkan powerhead kecil di bagian atas untuk menarik air ke dalam botol atau gunakan pompa udara untuk menciptakan aliran.
-
Gantung/letakkan di sudut. Test dan sesuaikan aliran agar tidak terlalu kuat menghisap ikan kecil.
Keunggulan: sangat murah dan ramah lingkungan (pakai ulang botol). Kelemahan: estetika dan daya tahan terbatas.
6) Desain DIY #4 — Hybrid: HOB (hang-on-back) mini dari wadah kecil
Cocok untuk: yang ingin tampilan rapi tanpa beli HOB komersial.
Bahan:
-
Wadah plastik kecil dengan penyangga hook.
-
Powerhead kecil atau pompa submersible.
-
Media: floss → sponge → bio-rings.
Langkah umum:
-
Buat lubang untuk menggantung di bibir akuarium (hook).
-
Susun media di dalam wadah sesuai aliran.
-
Pastikan air dari permukaan masuk lewat slot intake, turun melewati media, dan dikembalikan ke akuarium via nozzle.
Kelebihan: mudah akses untuk maintenance, estetika lebih baik.
7) Desain DIY #5 — Filter “bio-wheel” sederhana
Untuk yang nyaman mengutak-atik sedikit elektronik/pompa, Anda bisa meniru konsep filter berputar (bio-wheel) dengan wheel kecil yang diputar sebagian oleh aliran; bagian wheel yang keluar udara menjadi permukaan kering-basah bagus untuk bakteri aerobik. Ini lebih rumit; bagi pemula, pilihan spons atau internal jauh lebih mudah.
Jika tertarik, saya bisa kirimkan skema langkah demi langkah dalam pesan terpisah.
8) Cara merawat & tips siklus (cycling) untuk filter DIY
-
Jangan bersihkan semua media sekaligus. Saat membersihkan sponge, peras di air akuarium yang diambil pada saat penggantian air agar bakteri tetap ada.
-
Jangan gunakan sabun/klorin. Itu membunuh bakteri.
-
Uji air (amonia, nitrit, nitrat) secara berkala saat filter baru dipasang—proses cycling 2–6 minggu biasa terjadi. Jika Anda menambahkan ikan, lakukan perlahan agar tidak terjadi lonjakan amonia.
-
Ganti media mekanik (filter floss) saat kotor; media biologis hanya dibilas, bukan diganti terlalu sering.
-
Jika gunakan karbon/zeolit gunakan hanya sementara (mis. untuk menghilangkan obat atau bau), karena karbon tidak mendukung bakteri.
9) Estimasi biaya & alat tambahan
-
Spons & filter floss: Rp 10.000–50.000 (tergantung ukuran/brand).
-
Pompa udara kecil / powerhead: Rp 50.000–250.000.
-
PVC/botol/alat serba guna: sebagian besar bisa dari barang bekas/perlengkapan toko bangunan murah.
Total: untuk setup dasar DIY (sponge filter + pompa udara) Anda bisa mulai dari Rp 60.000—Rp 150.000, jauh lebih murah dibanding filter komersial skala besar.
Kesimpulan
Membuat filter akuarium sendiri sederhana itu feasible, murah, dan efektif bila Anda memahami tujuan utama: menyediakan aliran air yang konsisten melewati media yang menyediakan permukaan bagi bakteri baik. Untuk pemula, sponge filter (PVC + spons + pompa udara) adalah titik awal terbaik—murah, aman untuk ikan kecil, dan mudah dirawat. Ingatlah untuk memantau ammonia/nitrit selama 2–6 minggu pertama dan jangan membersihkan semua media biologis sekaligus.