Merawat ikan hias adalah hobi yang menyenangkan dan memberikan efek menenangkan. Tapi bagi pemula, langkah awal yang salah bisa membuat ikan stres, sakit, bahkan mati. Banyak pemula tidak menyadari bahwa setiap spesies ikan memiliki kebutuhan spesifik. Jika tidak diperhatikan, bukan hanya ikan yang menderita, tapi dompet pun ikut tertekan akibat harus terus membeli ikan baru.
Berikut adalah kesalahan umum pemula dalam memelihara ikan hias yang perlu kamu hindari sejak awal:
Setiap spesies ikan membutuhkan kondisi air, suhu, dan pH tertentu untuk bertahan hidup. Misalnya, ikan guppy bisa hidup di suhu 22–28°C, sedangkan ikan discus butuh suhu lebih tinggi, sekitar 28–31°C. Perbedaan ini tidak bisa dianggap sepele.
Begitu juga dengan pH air—ikan air tawar seperti tetra dan angelfish membutuhkan pH 6,5–7,5. Memberikan air yang terlalu asam atau terlalu basa bisa menyebabkan stres hingga kematian. Banyak pemula asal memasukkan ikan tanpa riset spesiesnya terlebih dahulu. Akibatnya, ikan cepat mati meski kelihatan sehat di awal.
Untuk itu sebelum membeli ikan, cari tahu dulu kebutuhan suhu, pH, jenis makanan, dan ukuran akuarium ideal dari spesies tersebut. Informasi ini bisa kamu temukan di situs terpercaya seperti Aqueon, The Spruce Pets, atau PetMD.
Salah satu kesalahan paling umum adalah memberi makan terlalu sering atau dalam jumlah berlebihan. Padahal, sisa makanan akan mengendap, membusuk, dan mencemari air dengan amonia.
Tingginya kadar amonia bisa merusak insang ikan dan menyebabkan ikan sulit bernapas. Banyak pemula berpikir ikan selalu lapar karena terlihat aktif mendekat saat diberi makan, padahal itu hanya insting alami.
Beri makan 1–2 kali sehari, secukupnya saja—maksimal dalam 2–3 menit makanan sudah habis. Lebih baik beri sedikit daripada berlebihan.
Memelihara terlalu banyak ikan dalam akuarium kecil bisa menyebabkan stres dan agresivitas antarikan. Selain itu, kotoran ikan juga lebih cepat menumpuk dan menurunkan kualitas air.
Ada aturan dasar yang bisa diikuti: 1 inci panjang ikan per 1 galon air. Jadi, jika kamu punya ikan sepanjang 2 inci, kamu butuh setidaknya 2 galon (sekitar 7,5 liter) air.
Ukur akuarium kamu dan perkirakan kapasitasnya. Pilih jumlah ikan yang sesuai dan hindari overstocking.
Air yang jernih belum tentu bersih. Banyak zat berbahaya seperti nitrat dan fosfat yang tidak terlihat tapi bisa membahayakan ikan. Tanpa pergantian air secara berkala, zat-zat ini bisa menumpuk.
Lakukan penggantian air 20–30% setiap minggu, dan bersihkan filter secara rutin.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kamu bisa menciptakan lingkungan akuarium yang sehat, stabil, dan ideal untuk pertumbuhan ikan hias. Jangan lupa, memelihara ikan bukan hanya soal estetika, tapi juga soal tanggung jawab terhadap makhluk hidup kecil yang kamu pelihara.
Ikan molly merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar paling populer di Indonesia. Dikenal karena warnanya yang cerah, bentuk…
Ikan koi bukan sekadar hewan peliharaan; mereka simbol keberuntungan dan keindahan. Namun, memelihara ikan koi memerlukan perhatian ekstra, terutama dalam…
Dalam dunia akuarium, menjaga kualitas air adalah kunci utama keberhasilan. Salah satu komponen penting dalam menciptakan ekosistem akuarium yang stabil…
Aquascape Low Tech adalah konsep penataan tanaman air dan dekorasi dalam akuarium tanpa memerlukan peralatan canggih seperti CO2 injektor, pencahayaan…
Bagi para penghobi ikan hias, menjaga kualitas air adalah prioritas utama. Salah satu faktor paling krusial namun sering diabaikan adalah…
Dalam dunia aquascape dan pemeliharaan ikan hias, keberadaan bakteri starter seringkali diabaikan oleh pemula. Padahal, bakteri starter berperan krusial dalam…
View Comments