Memelihara ikan hias memang memberikan ketenangan dan keindahan, tetapi juga membawa tanggung jawab besar. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga kesehatan ikan dari berbagai penyakit. Berdasarkan data dari FAO dan penelitian perikanan tropis, lebih dari 30% kematian ikan hias di akuarium disebabkan oleh keterlambatan deteksi penyakit atau pengobatan yang salah.
Oleh karena itu, memahami penyakit ikan hias dan pengobatannya sangat penting, baik untuk pemula maupun aquarist berpengalaman.
Baca juga : 7 Tips Membeli Ikan Hias untuk Pemula yang Jarang Dibocorkan Penjual!
White Spot Disease (Ichthyophthirius multifiliis)
Gejala:
-
Bintik putih kecil seperti garam di seluruh tubuh dan sirip.
-
Ikan sering menggosokkan tubuh ke batu atau dekorasi.
-
Nafsu makan menurun dan tampak lesu.
Penyebab:
-
Infeksi protozoa akibat suhu air yang terlalu rendah atau kualitas air buruk.
Pengobatan:
-
Naikkan suhu air secara bertahap hingga 28–30°C.
-
Gunakan obat anti-parasit seperti malachite green atau formalin.
-
Tambahkan garam akuarium (1 sdm per 40 liter) untuk mempercepat penyembuhan.
Fin Rot (Busuk Sirip)
Gejala:
-
Sirip tampak terkoyak dan berubah warna menjadi putih atau hitam di ujungnya.
-
Gerakan ikan melambat.
Penyebab:
-
Infeksi bakteri, biasanya akibat air yang kotor atau stres.
Pengobatan:
-
Ganti air 30–50% dan bersihkan akuarium.
-
Gunakan antibiotik akuarium seperti erythromycin.
-
Tambahkan vitamin dan pakan bergizi untuk memperkuat imun ikan.
Dropsy (Perut Buncit dan Sisik Mengembang)
Gejala:
-
Perut ikan membesar dan sisik mengembang seperti nanas.
-
Ikan sulit berenang dan tampak lemas.
Penyebab:
-
Infeksi bakteri internal dan kegagalan fungsi organ (biasanya ginjal atau hati).
Pengobatan:
-
Isolasi ikan di akuarium karantina.
-
Gunakan antibiotik seperti kanamycin atau metronidazole.
-
Perhatikan kualitas air dan hindari pemberian pakan berlebihan.
Velvet Disease (Oodinium)
Gejala:
-
Ikan terlihat seperti diselimuti debu keemasan atau kekuningan.
-
Nafsu makan menurun, ikan berenang di permukaan.
Penyebab:
-
Infeksi protozoa akibat air yang terlalu dingin atau stres karena pergantian lingkungan.
Pengobatan:
-
Gunakan obat anti-parasit berbasis copper sulfate.
-
Naikkan suhu air dan matikan pencahayaan akuarium selama beberapa hari.
-
Tambahkan aerasi agar kadar oksigen tetap stabil.
Fungal Infection (Jamur)
Gejala:
-
Tumbuh kapas putih di bagian tubuh ikan yang terluka.
-
Luka tampak membusuk dan membesar.
Penyebab:
-
Luka terbuka atau stres yang menyebabkan infeksi jamur sekunder.
Pengobatan:
-
Gunakan obat anti-jamur seperti methylene blue atau malachite green.
-
Bersihkan dan sterilkan peralatan akuarium.
-
Isolasi ikan yang terinfeksi agar tidak menyebar ke ikan lain.
Swim Bladder Disorder (Gangguan Kantung Renang)
Gejala:
-
Ikan berenang miring, sulit mengatur posisi, atau mengapung di permukaan.
-
Kadang disertai perut buncit.
Penyebab:
-
Pemberian pakan kering berlebihan, sembelit, atau infeksi internal.
Pengobatan:
-
Puasakan ikan selama 24–48 jam.
-
Berikan pakan kaya serat seperti kacang polong yang telah direbus dan dikupas.
-
Jaga suhu air tetap stabil.
Columnaris (Penyakit Bakteri Mulut dan Sirip)
Gejala:
-
Muncul bercak putih pada mulut, sirip rontok, dan lesu.
-
Luka di tubuh seperti bercak kapas.
Penyebab:
-
Infeksi bakteri Flavobacterium columnare, sering terjadi saat suhu naik dan air kotor.
Pengobatan:
-
Gunakan antibiotik seperti oxytetracycline.
-
Ganti air dan bersihkan filter.
-
Isolasi ikan sakit.
Memahami penyakit ikan hias dan pengobatannya sangat penting agar hobi memelihara ikan tidak berubah menjadi beban. Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Dengan menjaga kualitas air, pola makan sehat, dan lingkungan akuarium yang bersih, risiko infeksi dapat ditekan hingga 70% (sumber: Tropical Fish Hobbyist Magazine). Jangan lupa lakukan karantina pada ikan baru sebelum dimasukkan ke akuarium utama.